Minggu, 06 Februari 2011

SABA MACA, kegiatannya berlangsung lancar




Saba Maca, 27 Januari – 3 Februari 2011 di Kalitengah, Gombong, Kebumen. Merupakan salah satu agenda IMM STAIN Purwokerto bidang keilmuan. Acara ini diikuti 12 kader, 3 IMMawan dan 9 IMMawati. Mereka adalah: IMMawan Bambang Irawan, Mudiyanto, Sarman, IMMawati Siti Nur Khalipah, Nur Annisa Qurota’aeni, Rizka Saputri, Devita Rahmawati, Nurul Faizah, Lina Silfiana, Vera Indriani, Nanik Nurhidayah, dan Tuti Purwasih. Agenda ini diadakan khusus untuk membahas tentang tokoh dan teori pendidikannya, mereka adalah : Muhammad SAW, Al Ghozali, Muhammad Abduh, Ibnu Khaldun, Ahmad Dahlan, Hamka, Paulo Freire dan Ivan Illich. Acara ini bertemakan “Memahami makna pendidikan yang sebenar-benarnya”, diharapkan setelah mempelajari teori-teori yang para tokoh tersebut lontarkan, menambah referensi bagi peserta yang nantinya akan menjadi pendidik generasi muda mendatang.
Pemberangkatan dimulai dengan berkumpul terlebih dahulu di sekre IMM STAIN Purwokerto. Pukul 13.54 WIB kami menuju lokasi. Kami diantar bus yang biasa beroperasi ke Gombong-Purwokerto. Pukul 14.40 kami sampai di tempat rekan kami, IMMawati Nur Annisa Qurota’aeni. Sejenak menghelai nafas, dan salat ashar berjamaah di masjid Mujahidin yang terletak tepat di depan rumah. Setelah salat, kami menuju home stay. Rumah asri berdiri kokoh bercat putih itu lah rumah yang kami huni selama satu minggu. Nyaman, bersih, fasilitas oke dan pastinya betah deh. Malam di hari pertama belum dimulai pembahasan tokoh, tapi kontrak belajar dan pengarahan-pengarahan dari ketupat (ketua panitia) dan tuan rumahnya. Istirahat panjang hingga esok hari.
Memasuki hari kedua, tokoh yang akan dikaji adalah Nabi Muhammad dan Al Ghozali, mengenai pemikiran mereka tentang pendidikan yang diterapkan maupun gagasan-gagasan mereka. Malam sebelum menjeang esok, tokoh dibagi ke semua kelompok, jadi malam itu juga langsung mencari literature yang memuat informasi tentang tokoh tersebut dan mulai membaca isi bukunya. Pagi pun menjelang, semua disibukan dengan aktifitas baca-baca-baca dan baca, kecuali yang piket. Piket tetap jalan, nyiapin makan, dari belanja, potong-potong sayur, iris-iris bumbu, beres-beres rumah, ngambil air, buatin kopi, pokoknya semua yang dibutuhin pada hari itu harus dipenuhi si piket. Kesannya memang nggak mudah jalaninya, tapi tetap fun donk.

Hari ketiga, di home stay Saba Maca. Hari menunjukan pukul 22.25, diskusi mengenai tokoh islam bersama Ibnu Khaldun dan Muhammad Abduh. Diskusi makin seru, dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang meluncur dari IMMawati-IMMawati. Karena peserta IMMawannya lagi ada kepentingan di luar. Ada pengunjung dari Purwokerto, IMMawati Dwi Setyowati, IMMawan Muhajir, IMMawan Riski dan IMMawan Ozi. Ada mendoan, dua olahan pisang, kripiki pisang dan pisang godok. Banjir makanan, peserta pipinya terlihat bergelembung.
Hari ke empat Saba Maca ini membahas tentang pemikiran Ahmad Dahlan dan Hamka terkait pendidikan. Malam ini, diskusi dihadiri oleh dua IMMawan (Bayu, Mudi), dan Sembilan IMMawati (Lina, Nurul, vera, aku, Annisa, Tuti, Riska, Kholifah dan Nanik). Di luar hujan rintik-rintik, di forum ini pun gemuruh dengan suara-suara pendiskusian tokoh diatas. Sedikit yang bisa saya ceritakan tentang Ahmad Dahlan, beliau adalah pendiri Muhammadiyah. Hari ini aku piket, masak, nuci piring, nyapu, siapin nyamikan buat mereka sampai suapin makan IMMawati Khalipah yang lagi kurang fit. Sarapan lauk kangkung dan tempe, makan siang sayur dan sambal, makan malam dengan masakan dari olahan kedelai, yup, tempe and tahu. Faforit deh, ditemani keripik. Ni jam 21.46 masih bahas Ahmad Dahlan sambil ngopi and ngeteh juga makan kacang asin. Kenyang tapi, masih juga ngemil.Menghilangkan kantuk aje kali ya.
Hari kelima ini, ada penambahan penghuni home stay. Ada 14 orang lagi, lima IMMawan dan Sembilan IMMawati. Jumlah maksimum, meski ada movingisasi. Di sini ada IMMawan Bambang, IMMawan Awi, IMMawan Mudi, IMMawan Sarman, IMMawan Bayu, IMMawati Siti Nur Khalipah, IMMawati Annisa Q., IMMawati Devita Rahmawati, IMMawati Vera I ndriani, IMMawati Lina Silviana, IMMawati Nanik Nurhidayah, IMMawati Nurul Faizah, IMMawati Riska Saputtri. Paulo Feire dan Ivan Illich adalah dua tokoh pendidikan yang dibahas dalam diskusi malam ini. Jarum jam menunjukan pukul 20.53 WIB, diskusi telah berlangsung sejam yang lalu. Presenter dari kelompok empat diwakili oleh IMMawati Tuti dan kelompok tiga oleh Lina Silviana. Gaya Bank sebagai metode yang ditentang oleh Paulo Freire, ketika siswa dianggap sebagai objek investasi dan sumber deposito potensial, guru sebagai investor dan masyarakat sebagai deposito. Pada masa itu sedang terjadi politik apartied yang jelas, jelas adanya diskriminasi terhadap orang dengan warna kulit yang ditonjolkan. Paulo Freire sendiri sudah terbiasa dengan kelaparan dan kemiskinan. Adapun konsep pendidikan yang ditawarkan adalah metode “Hadap Masalah”. Jadi ketika mempelajari ilmu pendidikan, ketika tidak ada praksisnya dalam kehidupan itu sangat dihindari dan bahkan ditiadakan sama sekali.
Jarum jam menunjukan pukul 21.57 WIB, diskusi makin menghangat banyak pembicaraan yang dibahas mengenai, humanisasi, dehumanisasi. Ah, ngantuk. Tulang belakang ini ingin segera diluruskan.
Hari ke enam di saba maca, hari ini ANSOS (Analisa Sosial) tugas kelompok meliputi SD, MI dan Masyarakat. Kelompok satu yang terdiri dari IMMawan Mudiyanto, IMMawati Vera dan IMMawan Sarman. Kelompok dua terdiri dari IMMawati Nurul Faizah, IMMawati Nanik Nurhidayah dan satunya berhalangan ikut (IMMawan Bambang), ANSOS di SDN 2 Kalitengah dan kelompok tiga (IMMawati Devita rahmawati, Nur Annisa Q. dan IMMawati Lina Silviana yang beralih ikut ke kelompok empat), ansosnya ke masyarakat. Kelompok empat ke MI yaitu IMMawati Siti Nur khalipah, IMMawati Riska Saputri dan IMMawati Tuti Purwasih. 20.48 WIB dimulai setelah dari ba’da isa membuat konsep hasil ANSOS.
Hari ke tujuh. Ya, terakhir menghuni di home stay. Aktivitas sedikit berbeda, jadwal masak dihendel jargonnya. Ada tiga IMMawati yang suka perang dengan piring, sendok, panci, pagi ini mereka memasak beras, goreng tempe, telor dan sayur kangkung. Ada menu tambahan yang istimewa, daging ayam. Yeah, ayam, tapi untuk makan siang. Pagi, setelah sarapan, menuju benteng Van Der Wijck. Benteng peninggalan Belanda yang lokasinya nggak begitu jauh dari area saba maca. Disana keliling benteng, foto dengan posi gokil mereka. Pokokna seru dech.
Pukul 12.30 an kembali ke homestay, packing-packing, bersih-bersih, makan siang, pamitan, foto-foto dan pulang. Dengan bis, menuju Purwokerto. Jam 16.30 kami sampai di sekre tercinta. Capek dan berkesan banget pastinya. Dari hari-hari yang disibukan dengan baca-baca buku, menelaah, resume, ngonsep sampai presentasi juga mendiskusikannya. Aktivitas yang dirindukan. Ketika masak juga masih harus diskus dengan partner untuk menu, bahkan mengolahnya pun tak luput dengan pro kontra langkah dan bumbunya juga perang argument, meski pada ahirnya dikembalikan dengan resep masing-masing. Yeah, jalan-jalan di pagi hari pun menjadi agenda faforit, sambil belanja dan beli jajan sekedar ganjal perut sebelum sarapan selesai disiapkan.
Muda-mudaan, kegiatan ini semakin mempertajam pisau analisis kita terutama dalam ranah pendidikan, menjadikan diri lebih bijak dalam memaknai arti pendidikan itu sendiri dan pastinya membuat kita makin lekatkan tali silaturahmi dalam menggenggam erat persaudaraan dalam satu tali ini.

0 komentar for " SABA MACA, kegiatannya berlangsung lancar "

Posting Komentar

background