DAD yang mengambil tema "Internalisasi Tri Kompetensi Dasar Wujudkan Kader Militan", memuat banyak materi, antara lain : Kemuhammadiyahan, KeIMMan, Organisasi, Gerakan Mahasiswa,Globalisasi serta Analisis Sosial. Meski fasilitas serba sederhana, namun peserta tampak antusias dan bersemangat, apalagi ketika sampai pada acara Pensi, dimana mereka dapat menyalurkan bakat dan kreatifitas dalam kekompakan. [Zupad]
Senin, 27 Oktober 2014
Jumat, 03 Oktober 2014
Dingin Semribit. Mungkin ini yang sekarang tengah dirasakan IMMawan dan IMMawati yang sedang berada di Desa Kemawi, Somagede untuk menjadi bagian dari Program Lazismu, Kampung Kurban Pak Kumis. Berbeda dengan tahun sebelumnya, "Kurban Pak Kumis" kali ini menyambangi daerah yang cukup jauh dari Perkotaan. Tapi memang itulah tujuan dari program tersebut. "Kurban Pak Kumis" sendiri merupakan singkatan dari Kurban untuk Perkampungan dan Kantong Kemiskinan. Kegiatannya pun tak hanya berbagi kurban, namun dilengkapi dengan pembagian Sembako, Pengobatan Gratis, serta pertandingan Sepak Bola dari Tim Lazismu melawan Masyarakat Muhammadiyah Kemawi.
Perlu diketahui, dilihat dari wilayahnya, Kemawi datap dikategorikan sebagai tempat tertinggi di Kecamatan Somagede. Pantas saja jika hawa dingin Kemawi terasa sedikit berbeda. Ternyata memang saat ini sedang masuk musim kemarau. Angin yang berhembus ke kulit Kemawi terasa keras menusuk, menggoyahkan pohon-pohon cengkeh dan duren yang berusaha melindungi seisinya.
Terlepas dari itu, Rona semangat berbagi dan berbakti sosial terpancar dari wajah Relawan, IMMawan/ti, Kru Majalah Matahati Banyumas, IPM SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto dan PPL UMP. Bahkan mungkin, kelelahan Puasa Arafah dan jauhnya perjalanan menuju lokasi siang tadi sudah terlupakan bersama jejak yang terbawa angin, juga bersama kebanggaan menikmati sang surya tenggelam dari pucuk Kemawi.
Senja berganti malam, Gema Takbir serentak kamu kumandangkan selepas Maghrib. Suram dan gelapnya suasana karena mati lampu tidak kita hiraukan lagi. Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!
Sambutan tuan rumah yang hangat, hidangan sederhana yang nikmat, menjadi satu pengantar cerita diantara kami. Semoga apa yang kami perjuangkan dapat bermanfaat. Muhammadiyah, jayalah engkau disana. Dakwah Pencerahan untuk Kemawi yang berkemajuan. Selamat Hari Raya Idhul Adha 1435 H.
Perlu diketahui, dilihat dari wilayahnya, Kemawi datap dikategorikan sebagai tempat tertinggi di Kecamatan Somagede. Pantas saja jika hawa dingin Kemawi terasa sedikit berbeda. Ternyata memang saat ini sedang masuk musim kemarau. Angin yang berhembus ke kulit Kemawi terasa keras menusuk, menggoyahkan pohon-pohon cengkeh dan duren yang berusaha melindungi seisinya.
Terlepas dari itu, Rona semangat berbagi dan berbakti sosial terpancar dari wajah Relawan, IMMawan/ti, Kru Majalah Matahati Banyumas, IPM SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto dan PPL UMP. Bahkan mungkin, kelelahan Puasa Arafah dan jauhnya perjalanan menuju lokasi siang tadi sudah terlupakan bersama jejak yang terbawa angin, juga bersama kebanggaan menikmati sang surya tenggelam dari pucuk Kemawi.
Senja berganti malam, Gema Takbir serentak kamu kumandangkan selepas Maghrib. Suram dan gelapnya suasana karena mati lampu tidak kita hiraukan lagi. Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!
Sambutan tuan rumah yang hangat, hidangan sederhana yang nikmat, menjadi satu pengantar cerita diantara kami. Semoga apa yang kami perjuangkan dapat bermanfaat. Muhammadiyah, jayalah engkau disana. Dakwah Pencerahan untuk Kemawi yang berkemajuan. Selamat Hari Raya Idhul Adha 1435 H.
Selasa, 30 September 2014
Ramadhan
tahun 1435 ini IMM STAIN Purwokerto bekerjasama dengan Lazismu Banyumas
menghelat kegiatan bakti sosial. Agenda yang berlangsung selama sepekan mulai
Jumat (18/7) hingga Rabu (23/7) lalu bertempat di desa Limpakuwus Kecamatan
Sumbang, Banyumas.
Kegiatan
ini diikuti oleh lebih dari lima puluh kader dan anggota IPM Purwokerto. Menurut Muhamad Rifki
Faturizki selaku ketua panitia, acara ini bukanlah semata-mata jalan-jalan dan bermalam
di desa orangan sich, melainkan
mengemban amanat untuk memberdayakan masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang telah
terprogram. Ia menambahkan kegiatan baksos tersebut adalah agenda rutin yang
diselenggarakan setiap tahun pada bulan ramadhan.
Sedangkan Ketua Pelaksana Harian Lazismu Banyumas, Tungguh Kasiyanto menjelaskan bahwa kegiatan baksos
bersama IMM tersbut bagi Lazismu Banyumas merupakan rangkaian besar kegiatan Lazismu
di bulan ramadhan kegiatan ini masuk kedalam program 1000 Kampung Berdaya yang
merupakan program nasional. Pihaknya mengaku sangat berterima kasih kepada IMM STAIN
Purwokerto sebab melalui kegiatan baksos yang dilaksanakan atas kerjasama
antara IMM STAIN Purwokerto dan Lazismu tersebut program kampung berdaya Lazismu
dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan yang dilaksanakan bermacam-macam, antara lain mengajar TPQ, mengisi Kultum Taraweh, Kuliah Subuh dan
Perlombaan-perlombaan TPQ sbg metode pendalaman materi bagi santri-santri. Selain itu ada
juga kegiatan lain yang melibatkan masyarakat desa limpakuwus, yaitu Training
Motivasi bagi pemuda, Pelatihan Pembuatan Nata De Coco untuk ibu-ibu, Pelatihan
Relawan Siaga Bencana, Santri Siaga Bencana, Pembagian Sembako Gratis, Sembako
Murah bagi masyarakat kurang mampu dan Bazar murah pakaian dewasa maupun anak
anak.
Di penghujung
kegiatan yang dilaksanakan selama sepekan ini, diselenggarakanlah pengajian akbar
sekaligus sebagai acara penutup dalam rangkaian kegiatan bakti sosial di desa
Limpakuwus dengan menghadirkan ust. Yusuf Haryadi, S.Pd.I., seniman muda dalam
dunia dakwah pewayangan yang seorang kader Muhammadiyah Banyumas. []
Empat
Komisariat IMM di STAIN Purwokerto (Tarbiyah, Syari’ah, Dakwah, PGMI) sukses
menggelar Musyawarah Komisariat (Musykom). Acara yang berlangsung selama dua
hari tersebut di helat di gedung Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah
Purwokerto sejak sabtu hingga ahad (14-15/9).
Puluhan kader
IMM STAIN Purwokerto terlibat aktif dalam kegiatan tersebut.Ketua panitia
kegiatan Eka Widayanti menuturkan musykom ini merupakan acara rutin tahunan
yang berisi agenda laporan pertanggungjawaban, evaluasi kegiatan, pembahasan
program kerja kegiatan dan pemilihan ketua serta kepengurusan baru periode 2014
-2015.
Hadir
dalam pembukaan mewakili unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas Nur Fauzi,
S.H.I yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa Ikatan mahasiswa Muhammadiyah
adalah ujung tombak gerakan dakwah Muhammadiyah di kalangan mahasiswa oleh
karena itu ia berharap agar IMM dapat menjadi gerakan dakwah yang efektif bagi
mahasiswa. Maka sudah menjadi kaharusan bahwa kader-kader atau anggota IMM
untuk memahami ideologi Muhammadiyah, imbuhnya memberi semangat sembari
mengakhiri sambutan sekaligus membuka acara musykom.
Saat
ditemui disela-sela kegiatan Anisa Fahmi (ketua periode 2013-2014) menyampaikan bahwa musykom kali ini bukanlah
musyawarah biasa sebab konsep acara yang digelar kali ini sedikit berbeda, pada
musykom kali ini juga di gelar acara diskusi yang mengupas habis tentang tema
acara yaitu “Penguatan Ideologi Untuk Membentuk Militansi
Kader” dengan pembicara Junianto, S.Pd.I (mantan sekretaris umum PC IMM
Banyumas periode 1999-2001).
Dalam
pemaparan materinya pembicara menyampaikan bahwa menurutnya militansi kader
harus didahului oleh penguatan ideologi, karena militansi tidak akan tumbuh
tanpabangunan ideologi yang kuat.Keberadaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke depan pun ditentukan dengan
siapa yang mencintai dan menyayanginya,Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan mati
dan dilupakan begitu saja apabila kader kadernya sebatas hanya kader biasa saja
yang setelah ikut pengkaderan dan dihiasi dengan janji janji yang tak pernah ia
laksanakan lalu hilang seperti ditelan bumi. Oleh karena itu untuk menghidup
hidupkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak terbatas hanya konsep saja namun
implementasi gerak kader yang militan dan progresif juga sangat dibutuhkan.
Allah Berfirman : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar;merekalah orang-orang yang beruntung. ( QS Ali Imran:104 )
Valid
sala satu peserta diskusi berpendapat bahwa militansi adalah bagaimana kita
mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk ikatan, selalu memotivasi diri
untuk bergerak menghidupkan gerakan dakwah ikatan tanpa menunggu perintah atau
instruksi pimpinan, pokoknya kader yang militan harus siap kapanpun ikatan
memanggil dan kreatif mengembangkan inovasi-inovasi dakwah ikatan, katanya
penuh semangat.
Musykom
berakhir pada hari ahad (14/9) dengan hasil terpilihlnya ketua masing-masing komisariat
untuk periode 2014-2015. Yaitu Immawati Umi Sa’diyah sebagai ketua komisariat
Tarbiyah, Immawan Agil Mamduh ketua komisariat Syari’ah, Immawan Mumtazun Fadly
ketua komisariat Dakwah, dan Immawati Qonita
Fauziyah ketua komisariat PGMI.Mereka-merekalah yang akan menjadi nahkoda
pimpinan ummat khususnya di IMM STAIN Purwokerto. “Saya berharap pemimpin yang
terpilih harus bisa lebih baik dari yang sebelumnya” tandas Anisa. (IMMawati Afiq).
Selasa, 14 Juni 2011
Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada hari Sabtu dan Minggu (11-12/6) kedatangan Immawan dan Immawati se-Banyumas untuk melanjutkan perjuangan yaitu Musyawarah Cabang IMM XIV. Tema pada Musycab kali ini adalah “Revolusi Indonesia : Mewujudkan Masyarakat Utama”. Agenda tahunan kali ini dihadiri oleh 10 komisariat yaitu Tarbiyah, Dakwah, Syariah, PGMI STAIN Purwokerto, STIEM Cilacap, Unsoed Purwokerto, FAI, Psikologi, FKIP dan Ekonomi UMP.
Pembukaan Musycab kali ini dirasa spesial karena dihadiri oleh Bakesbangpolinmas Banyumas, Ketua PDM Banyumas, Pembantu Rektor III UMP dan Ketua DPD IMM Jawa Tengah. Bakesbangpolinmas pada kesempatan itu juga menyampaikan pidato dari Bupati yang isinya bahwa revolusi bagi kaum muda sekarang yang tepat ialah revolusi moral.
Pembukaan berakhir setelah Bapak Ibnu Hasan selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas membuka Musycab kali ini dengan mengucapkan Hamdallah. Pembukaan usai dilanjutkan dengan diskusi yang bertemakan “Revolusi Indonesia : Mewujudkan Masyarakat Utama” menghadirkan M. A. Halim Sani, M.T. Arifin M.Si dan Afit Susanto, S.Pd.I.
Sidang demi sidang berlalu, begitu juga Laporan Pertanggung Jawaban PC IMM Banyumas 2010/2011 yang diterima oleh 8 komisariat. Sidang terakhir digelar yaitu pembacaan tatib pemilihan yang isinya memaparkan syarat khusus dan syarat umum calon ketua. Saat Panlih yang terdiri dari Immawati Siti Nur Khalipah, Immawan Demas Aji Wicaksono, dan Immawan Ranggi belum ada berkas mengenai calon Ketua Umum IMM Banyumas kali ini. Namun dengan kebijakan dari Panlih masing-masing Perguruan Tinggi membicarakan lagi siapa calon yang pantas menjadi Ketua Umum. Dan setelah berunding Koorkom STAIN Purwokerto mengusung Immawati Dwi Setyowati serta Andi Wahyono diusung oleh Koorkom Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Setelah pelaksanaan pencoblosan ketua kini pengumuman calon formatur, dan diumumkan bahsawasannya calon formatur ada 13. Setelah pemilihan formatur yang menghasilkan delapan orang yaitu Andi Wahyono, Irfan, Silma Syahida, Bambang Irawan, Ahmad Munawir, Ranggi, dan Imam Nur Faozi kini penghitungan ketua umum. Immawati Dwi Setyowati menang dengan jumlah suara 19 suara dan 9 suara untuk Immawan Andi Wahyono.
Senin, 25 April 2011
Sore itu masih cerah, di pinggir pasar Wangon. IMM STAIN Purwokerto mengadakan kegiatan Musyawarah Komisariat Tarbiyah, Syariah dan Dakwah dengan lancar tanpa ada halangan sesuatu apapun. Tempat itu Balai 'Aisyiyah Wangon. Pembukaan dihadiri oleh PC Muhammadiyah Wangon, PC 'Aisyiyah Wangon, PC PM Wangon, PC IMM Banyumas. Dan yang bertindak membuka acara adalah PC Muhammadiyah Wangon, pada saat pembukaan tersebut beliau mengatakan bahwa bertemu IMM adalah sebuah nostalgia baginya, karena waktu kuliah beliau dengan teman-temannya berjuang untuk IMM pada tahun 1965 atau bisa disebut Generasi Pertama IMM. Beliau juga mengatakan pada saat itu menghadiri Munas IMM dua kali, Surakarta dan Banjarmasin.
Immawan Aang akhirnya mengisi diskusi dengan tema Kepemimpinan Profetik, para hadirin pun menyimak dengan tenang. Dan maghrib pun tiba, sesaat itu M. H. Najib, M. Hum-pembina IMM STAIN Purwokerto,tiba di tempat. Selepas maghrib, pak Najib mengisi diskusi dengan bahasa yang bisa dikatakan share antar kader dengan pembina. Beliau banyak mengatakan kita harus saling menghargai antar kader, juga antar organ itu karena akan membuat kita banyak teman.
Selepas share, lalu istirahat, makan dan salat Isya dilanjutkan dengan sidang-sidang. Sidang pertama yaitu pembahasan manual acara, selanjutnya pembacaan Pemilihan Presidium Sidang. Sidang dipimpin oleh Presidium Sidang Sementara sebagai ketua Immawati Silma Syahida, sekretaris Immawati Ratmah Sari, dan anggota Immawan Sarman.
Pemilihan Presidium Sidang pun dimulai, akhirnya dengan kata mufakat dari Komisariat Tarbiyah dipilih Immawan Yunus, Komisariat Dakwah Immawati Fitri Efi dan Komisariat Syariah Immawati Fisit Suharti. Sidang yang dipimpin oleh mereka adalah Tata tertib Musyawarah Komisariat, pembacaan AD/ART, LPJ Komisariat dan lembaga otonom, serta sidang komisi.
Saat sidang pembahasan tata tertib Musyawarah Komisariat peserta sering bersitegang dengan peninjau yang merupakan kebanyakan didominasi oleh PC IMM Banyumas kader STAIN Purwokerto. Dan yang menjadi pembahasan adalah peninjau jika ikut bersuara harus heregistrasi atau tidak sehingga jelas siapa peninjau dan siapa peserta.
Sore pun tiba, kini pemilihan masing-masing komisariat yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan dari pihak Koorkom Ahmad Dahlan. Yang pertama adalah Komisariat Dakwah, komisariat yang mempunyai kuantitas yang tak seperti kualitasnya dengan kata sepakat mengatakan Immawati Fitri Efi sebagai Ketua Komisariat Dakwah 2011/2012. Komisariat Syariah dipilih melalui musyawarah mufakat terpilihlah Immawan Muhajir Fajar Ahmad. Sedang komisariat Tarbiyah sebagai komisariat yang mempunyai kader militan lebih banyak harus melalui proses yang alot karena pandangan Panlih dan peserta yang berbeda sehingga proses diulangi lagi. Pemilihan dimulai dari memilih bakal calon ketua dan selanjutnya baru memilih ketua. Calon ketua tersebut adalah antara lain Immawati Silma Syahida, Immawati Nur Annisa Qurata 'Aeni, Immawati Devita Rahmawati, Immawati RIzka Saputri, dan Immawan Yunus. Sedang formatur terpilih yang kesemuanya adalah Immawati angkatan 2009. Mudah-mudahan Musyawarah Komisariat ini bukan hanya sekedar ajang pemilihan pimpinan tetapi juga penentuan IMM satu tahun kedepan.
Senin, 14 Maret 2011
"Satu-satu, pemerintahannya busuk. Dua-dua, banyak koruptornya. Tiga-tiga, ayo revolusi. Satu dua tiga ayo turunkan SBY" begitulah kami menyanyikan yel-yel saat Aksi Milad IMM ke-47 kali ini. Aksi pada kali ini IMM sebagai organisasi gerakan menyuarakan gerakan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan SBY-Boediono.
Aksi ini berlangsung ramai, namun belum menyampai kericuhan. Aksi dimulai dengan berkumpul di Gedung PDM Banyumas selanjutnya longmarch dari dr. Angka, perempatan DKT, Ovis, dan belok kanan hingga ke jln. Jend. Soedirman. Dalam perjalanan kita berhenti untuk sampai ke gedung DPRD Banyumas beberapa kali antara lain di perempatan Sri Ratu, gedung RRI Purwokerto, dan yang terakhir depan alun-alun. Di perempatan Sri Ratu, kita aksi tidur di jalan sebagai langkah perlawanan terhadap pemerintahan yang tidak berpihak kepada kaum miskin, begitu juga di depan alun-alun. Berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh IMM sebelumnya dengan organ lain, aksi IMM kali ini membakar bakar ban, dan sempat menghentikan lalu lintas jalan Jenderal Soedirman beberapa menit.
Dalam peringatan Milad IMM ke-47 kali ini dengan menyelenggarakan aksi, IMM menyatakan MOSI TIDAK PERCAYA TERHADAP PEMERINTAH dengan tuntutan sebagai berikut :
1. Nasionalisasi aset-aset strategis bangsa
2. Tangkap dan adili koruptor
3. Bebaskan biaya pendidikan
5. Turunkan SBY-Boediono
6. Wujudkan iklim kebebasan berpendapat
7. Lindungi buruh migran
Menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah adalah wajib melihat fenomena yang sekarang ini terjadi.Namun hemat penulis pada poin 3 yaitu bebaskan biaya pendidikan bukan kepada negara kita saja, melainkan untuk Persyarikatan Muhammadiyah yang mempunyai ribuan amal usaha dalam bidang pendidikan. Sehingga nilai-nilai Al-Maun yang disampaikan satu abad yang lalu oleh pendirinya dapat kita internalisasikan dalam kehidupan berorganisasi saat ini.